Pages

Subscribe Twitter

Kamis, 24 Februari 2011

 





Di sebuah kota kecil yang tenang & indah, ada sepasang pria & wanita yang saling mencintai.
Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja.
Setiap orang yang bertemu dengan mereka tdk bisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum & doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain.

Namun pd suatu hari, malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien beberapa malam tdk sadarkan diri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang & dgn tiada henti memanggil2 kekasih yg tdk sadar sedikitpun.
Malamnya ia ke gereja kecil di kota tsb & tak lupa berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat.
Air matanya sendiri hampir kering krn menangis sepanjang hari.

Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur spt dulu, sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi & lesu tdk terkira, namun ia tetap dgn susah payah bertahan & akhirnya pd suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yg setia & teguh itu, lalu Ia memutuskan memberikan kpd wanita itu sebuah pengecualian kpd dirinya.
Tuhan bertanya kpdnya “Apakah kamu benar2 bersedia menggunakan
nyawamu sendiri utk menukarnya?” . Si wanita tanpa ragu sedikitpun menjawab “Ya”.

Tuhan berkata “Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun kamu hrs berjanji menjelma menjadi kupu2 selama 3 thn. Pertukaran spt ini apakah kamu juga bersedia?”. Siwanita terharu setelah mendengarnya & dgn jawaban yg pasti menjawab
“saya bersedia!”.

Hari telah terang. Si wanita telah mjd seekor kupu2 yg indah. Ia mohon diri pd Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar2 telah siuman bahkan ia sedang berbicara dgn seorg dokter.

Namun sayang, ia tdk dpt mendengarnya sebab ia tak
bisa masuk ke ruang itu.

Dgn di sekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dr jauh kekasihnya sendiri. Bbrp hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tdk bahagia.

Ia mencari keberadaan sang wanita pd setiap org yg lewat, namun tdk ada yg tahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana.

Sang lelaki sepanjang hari tdk makan & istirahat terus mencari. Ia begitu rindu kpdnya, begitu inginnya bertemu dgn sang kekasih, namun sang wanita yg telah berubah mjd kupu2 bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya ? hanya saja ia tdk bisa
berteriak, tdk bisa memeluk. Ia hanya bisa memandangnya secara diam2.

Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yg sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu2 mau tdk mau hrs meninggalkan tempat tsb lalu terakhir kali ia terbang & hinggap di atas bahu sang lelaki.
Ia bermaksud menggunakan sayapnya yg kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yg kecil
lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yg kecil & lemah benar2 tdk boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang suara tangisan yg sedih hanya dpt di dengar oleh kupu2 itu sendiri & mau tdk mau dgn berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yg jauh dgn membawa harapan.

Dlm sekejap telah tiba musim semi yg kedua, sang kupu2 dgn tdk sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yg lama di tinggalkannya.
Namun di samping bayangan yg tak asing lagi ternyata telah berdiri seorg wanita cantik.
Dlm sekilas itu sang kupu2 nyaris jatuh dr angkasa. Ia benar2 tdk
percaya dgn pemandangan di depan matanya sendiri.Lebih tdk percaya lagi dgn omongan yg di bicarakan banyak org. Orang2 selalu menceritakan ketika hari natal, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu.
Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka & tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia spt dulu kala .

Sang kupu2 sangat sedih. Bbrp hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung
memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala yg pernah di milikinya dahulu dlm sekejap tokoh utamanya telah berganti seorg wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tdk dpt berbuat apa2.

Musim panas tahun ini sgt panjang, sang kupu2 setiap hari terbang rendah dgn tersiksa & ia sudah tdk memiliki keberanian lagi utk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan suara antara ia dgn wanita itu,ia & suara tawa bahagianya sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu2 telah terbang berlalu. Bunga bersemi & layu. Bunga layu & bersemi lagi. Bagi seekor kupu2 waktu seolah2 hanya menandakan
semua ini.

Musim panas pd tahun ketiga, sang kupu2 sudah tdk sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tdk punya waktu memperhatikan seekor kupu2 yg hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.
Tiga tahun perjanjian Tuhan dgn sang kupu2 sudah akan segera
berakhir & pd saat hari yg terakhir, kekasih si kupu2
melaksanakan pernikahan dgn wanita itu.

Dlm kapel kecil telah dipenuhi org2. Sang kupu2 secara diam2
masuk ke dalam & hinggap perlahan di atas pundak Tuhan.

Ia mendengarkan sang kekasih yg berada dibawah berikrar di hadapan Tuhan dgn mengatakan “saya bersedia menikah dengannya!”.
Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan
wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman dgn
mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu2.

Dengan pedih hati Tuhan menarik napas “Apakah kamu menyesal?”. Sang kupu2 mengeringkan air matanya
“Tidak”. Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan “Besok kamu sudah dpt kembali mjd dirimu sendiri”. Sang kupu2 menggeleng-gelengka n kepalanya “Biarkanlah aku mjd kupu2 seumur hidup”.
Baca Selengkapnya...

Kamis, 17 Februari 2011

TUKANG MIE MAIN FACEBOOK
Posted by Made Noni on 2009-07-29 [ print artikel ini | dilihat 12847 kali ]

Kejadian ini bermula ketika secara tak sengaja aku berpapasan dengan tukang Mie
Ayam keliling yang biasa beredar di depan rumah. Siang itu, kulihat dia tengah berasyik masyuk di pinggir jalan, cekikikan sambil melihat sesuatu yang ada di tangannya. Bahkan saking asiknya, gerobak mie ayam itu ditinggalkannya begitu saja, seakan mengundang pemulung jail untuk mengangkutnya

Karena penasaran, diriku pun bertanya

"Mas Jason (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya "Son.. mie ayamnya siji maning sooon.."), sedang apa kok asik bener
di pojokan?" tanyaku

"Eh mas ganteng...( satu hal yang aku suka dari Jason adalah : Orangnya suka
bicara Jujur!), ini mas, lagi update status!!..."

WADEZIG!!

"weehhh... njenengan fesbukan juga to??" tanyaku heran

"Ya iyalah mas... hareee geneee ga fesbukan?!.. .
Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata pak Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mass.. "

GLEK!! kalah gw
Gw yang sering naik Kereta ke jawa aja gak tau kalo ada yg namanya Hermawan
Kereta Jaya

"emang mas statusnya apa?" tanyaku penasaran

"nih mas aku bacain :
Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambah kuah, beli
empat gratis timbang badan... takutnya anda obesitas... segera saya tunggu di
gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi.
Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati... ampela, usus dan jeroan ayam lainnya.."

GUBRAK!!
Dua kosong untuk mas jason....
Gw yg uda lama fesbukan aja ga bisa bikin status se atraktif dia..

Tapi ada yg aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake aku kira henponnya blekberi
atau minimal nokia seri baru yang uda bisa pake internetan.
Selidik punya selidik, ternyataa... henponnya lawas bin jadul... HP yang masih
monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM

"mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasa halusnya
henpon lawas)
Gimana caranya??

"Owwh.. gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri?
jawab dia datar

"Ohh.. mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?"

" Bukaaaan mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati...
Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24 Jam!
Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya,
Lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet. Paling sebagai
balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali... murah to..."

Mendadak kepalaku pusing
Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung
mendengar jawaban spektakuler dari mas jason...
BRUK!!

"lho mas.. mas... jadi beli mie ayam ndak...kepriben iki?"

MAU UPDATE STATUS GRATIS
PAKE TRI

MAU??? Baca Selengkapnya...

Pohon Yang Kehilangan Rohnya

Maret 11, 2008 pada 3:48 am (Nice Story)

Cerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang
tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan.
Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang
menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa? Kebiasaan ini ternyata mereka
lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan
sulit untuk dipotong dengan kapak.

Inilah yang mereka lalukan, dengan tujuan supaya pohon itu mati. Caranya
adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat
hingga ke atas pohon itu.

Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada
di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu.
Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh
hari. Dan apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu
perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya
juga mulai akan rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan dengan
demikian, mudahlah ditumbangkan.

Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini
sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka
telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap
mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut
kehilangan rohnya.

Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah,
sekarang apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif
di kepulauan Solomon ini? O, sangat berharga sekali! Yang jelas,
ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup
tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.

Pernahkah kita berteriak pada anak kita? Ayo cepat! Dasar leletan! Bego
banget sih.. Hitungan mudah begitu aja nggak bisa dikerjakan.. . Ayo,
jangan main-main disini. Berisik! Bising!

Atau, pernahkah kita berteriak kepada orang tua kita karena merasa
mereka membuat kita jengkel? Kenapa sih makan aja berceceran? Kenapa sih
sakit sedikit aja mengeluh begitu? Kenapa sih jarak dekat aja minta
diantar?

Mama, tolong nggak usah cerewet, boleh nggak? Atau, mungkin kitapun
berteriak balik kepada pasangan hidup kita karena kita merasa sakit
hati? Cuih! Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu, tahu nggak?!
Bodoh banget jadi laki nggak bisa apa-apa! Aduh.. Perempuan kampungan
banget sih?!

Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya. Eh tolol, soal
mudah begitu aja nggak bisa. Kapan kamu mulai akan jadi pinter?

Ingatlah, setiap kali kita berteriak pada seseorang karena merasa
jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh
penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali
kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita
cintai. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita.
Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita
perlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan
hubungan kita.

Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah
untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita
perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanya kita
berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan?!
Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan
teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter.
Mudah menjelaskannya. Pada realitanya,
meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begituuuu
jauhnya. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak.

Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha
melukai serta mematikan roh pada orang yang dimarahi kerena
perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita
berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.

Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada
orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati,
janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda
ingin segera membunuh roh pada orang lain ataupun roh pada hubungan
Anda, selalulah berteriak.
Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin
dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik sebagai
balasannya.

Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai tanpa harus
berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita. Baca Selengkapnya...